Kecerdasan Buatan (AI) melibatkan penciptaan mesin yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Ini termasuk memahami bahasa alami, mengenali pola, dan membuat keputusan berdasarkan data.

Tantangan seperti bias dalam algoritma, kekhawatiran privasi data, dan kebutuhan akan proses pengambilan keputusan yang transparan harus diatasi untuk memastikan pengembangan AI yang etis.

Tren dan Bahaya AI untuk Tahun-Tahun Mendatang

Sebagai informasi, pengembangan etika AI adalah tren mendatang yang muncul dari bahaya terkait topik ini. Masyarakat umumnya khawatir tentang privasi data dan penggunaan yang tidak tepat di antara alat-alat yang didukung AI. Selain itu, bahaya lain terkait dengan peningkatan tingkat bias, disinformasi, atau bahkan diskriminasi.

Bahaya AI lainnya termasuk:

  • Penggunaan Jahat
  • Penggantian Pekerjaan
  • Risiko Eksistensial
  • Kerentanan Keamanan

Meskipun ada banyak daftar potensi bahaya, ada jumlah tren positif yang serupa (seperti etika AI yang disebutkan) seperti:

  • AI Multimodal
  • Model bahasa yang lebih kecil dan kemajuan sumber terbuka
  • Model lokal dan pipa data yang disesuaikan
  • AI Bayangan (dan kebijakan AI korporat)
  • AI untuk Manajemen Keamanan Data

Apa yang Harus Anda Ketahui Tentang Etika AI

Etika AI mengacu pada prinsip-prinsip yang memerlukan keahlian teknis yang diintegrasikan dengan wawasan dari bidang seperti filsafat, sosiologi, hukum, dan kebijakan publik. Hal itu penting untuk memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan dengan cara yang bertanggung jawab dan etis.

Ada beberapa poin kunci dalam etika AI yang harus dipertimbangkan:

Poin Kunci dalam Etika AI

Keadilan dan Prasangka: Sistem AI dapat mewarisi prasangka dari data yang digunakan untuk melatihnya, menghasilkan hasil yang tidak adil, terutama bagi kelompok marginal. Dalam kerangka hukum etika AI, penting untuk menerapkan teknik mitigasi bias seperti diversifikasi dataset, audit algoritmik, dan algoritma pembelajaran mesin yang sadar akan keadilan. Selain itu, penting untuk memulai inisiatif keberagaman dan inklusi di dalam organisasi.

Transparansi dan Keterjelasan: Algoritma AI sering beroperasi sebagai "kotak hitam", yang membuatnya sulit untuk memahami keputusan mereka. Untuk meningkatkan transparansi, disarankan untuk mengadopsi kerangka kerja dan alat AI open-source yang mendukung transparansi dan memungkinkan pengguna untuk memeriksa dan memahami perilaku model.

Privasi dan Perlindungan Data: AI sering kali bergantung pada sejumlah besar data, menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan perlindungan data. Teknik anonimisasi dan enkripsi data yang kuat harus diterapkan untuk melindungi informasi sensitif pengguna. Teknik AI yang menjaga privasi, seperti pembelajaran federasi atau privasi diferensial, harus diadopsi, yang memungkinkan model AI dilatih pada data terdesentralisasi tanpa mengungkapkan titik data individu.

Akuntabilitas dan Tanggung Jawab: Tidak ada batasan hukum yang jelas tentang tanggung jawab atas kecelakaan yang disebabkan oleh teknologi AI. Penting untuk menetapkan garis akuntabilitas dan tanggung jawab yang jelas untuk sistem AI, termasuk menetapkan tanggung jawab kepada pengembang, operator, dan badan regulasi. Mekanisme untuk audit dan pemantauan sistem AI juga harus diterapkan.

Keamanan dan Keandalan: Sistem AI masih berkembang, dan ada kebutuhan untuk mengutamakan keamanan dan keandalan daripada aspek teknis. Sistem AI harus dirancang sedemikian rupa sehingga mengutamakan faktor-faktor ini dan mempertimbangkan risiko potensial serta konsekuensi yang tidak diinginkan.

Inklusivitas dan Aksesibilitas: Ini adalah masalah besar di antara sebagian besar pengembangan, bukan hanya yang dengan teknologi AI. Sistem AI harus dirancang dengan fitur inklusif yang mengakomodasi kebutuhan pengguna yang beragam, seperti menyediakan metode input alternatif untuk pengguna dengan disabilitas atau menawarkan dukungan multibahasa. Pengujian pengguna dan keterlibatan dengan komunitas yang beragam harus dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan aksesibilitas.

Regulasi dan Tata Kelola: Banyak produk dukungan teknologi AI yang belum memiliki regulasi atau persyaratan penggunaan yang disiapkan. Penting untuk menganjurkan pengembangan dan implementasi kerangka kerja regulasi yang komprehensif yang mengatasi kekhawatiran etis terkait AI. Kolaborasi dengan pembuat kebijakan, pemangku kepentingan industri, dan organisasi masyarakat sipil untuk menyusun perundang-undangan dan standar sangat disarankan.

Pengambilan Keputusan Etis: Saat ini, sebagian besar pengusaha lebih banyak memperhatikan produk itu sendiri dan hanya mempertimbangkan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan bisnis. Komite atau dewan tinjauan etika harus didirikan dalam organisasi untuk mengevaluasi implikasi etis potensial dari proyek AI. Pelatihan dan sumber daya harus disediakan kepada pengembang AI dan pemangku kepentingan tentang prinsip etika dan kerangka pengambilan keputusan.

Dampak Sosial: Teknologi AI ada dalam masyarakat dan memiliki dampak besar pada penduduknya. Penilaian harus dilakukan untuk mengevaluasi konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari penyebaran AI. Strategi untuk mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan hasil positif harus dikembangkan.

Pembelajaran Berkelanjutan dan Adaptasi: Tidak hanya penting untuk mengembangkan produk yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan sosial, tetapi juga untuk mendorong budaya pembelajaran berkelanjutan dan peningkatan dalam komunitas AI. Peneliti, pengembang, dan pembuat kebijakan harus didorong untuk tetap mendapatkan informasi tentang tantangan etika yang muncul dan praktik terbaik.

Etika AI - Apa Langkah Selanjutnya?

Secara keseluruhan, semua masalah etis potensial (dan yang sudah ada) terutama terkait dengan gagasan untuk membentuk mekanisme bersama yang akan membantu mencegah kerusakan sosial dari teknologi AI. Karena AI pada umumnya adalah produk dari pasar global, mungkin harus ada basis pengetahuan bersama. Misalnya, bisa berupa konferensi tahunan, lokakarya, atau forum yang didedikasikan untuk etika AI dan inovasi yang bertanggung jawab.

Seluruh ideanya adalah untuk menciptakan seperangkat aturan yang akan berkorelasi dan saling tergantung antara:

  • pemerintah
  • pengembang AI
  • masyarakat (pengguna)

Kolaborasi antara semua kelompok yang disebutkan tidak hanya dapat mencegah kerusakan potensial, tetapi juga membantu dalam memajukan teknologi AI yang etis, sadar, dan bertanggung jawab secara sosial.

Author

Julia Mykhailiuk

Marketing Specialist